Seiring perkembangan industri akuntansi yang pesat, begitu pula tuntutan terhadap akuntan. Tekanan tanpa henti untuk memenuhi tenggat waktu, mengelola kompleksitas keuangan, dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi sering kali berdampak buruk pada keseimbangan kehidupan kerja mereka. Menahan ketidakseimbangan itulah yang sering kali dapat menyebabkan kelelahan — yang, tidak mengejutkan siapa pun di bidang akuntansi, 99% akuntan menderita kelelahan. Dalam wawancara baru-baru ini yang dilakukan Canopy dengan Amy Vetter, CEO B3 Method Institute, dia menjelaskan pentingnya konsep ulang keseimbangan kehidupan kerja sebagai “Harmoni Kehidupan Kerja.” — sebuah ide yang mengeksplorasi mengapa akuntan harus memprioritaskan kesejahteraan mereka dan merangkul keharmonisan antara kehidupan profesional dan pribadi mereka.

Merangkul Transformasi Tempat Kerja

Langkah pertama untuk mencapai keharmonisan dalam kehidupan kerja Anda melibatkan merangkul transformasi, mengevaluasi kembali proses, dan mengintegrasikan otomatisasi. Menurut Amy Vetter, perusahaan modern yang ingin mencapai keseimbangan yang lebih baik akan menumbuhkan budaya dimana bekerja lebih dari 45 jam seminggu bukanlah norma.

Memelihara Harmoni Kehidupan-Kerja

Gagasan konvensional tentang “Keseimbangan Kehidupan-Kerja” sering menambah stres ketika individu berusaha untuk mencapai keseimbangan yang sulit dipahami. Amy Vetter memperkenalkan konsep “Work-Life Harmony”, yang menekankan pentingnya menemukan saat-saat kebahagiaan dan kebahagiaan sepanjang hari. Ini berarti secara aktif memilih untuk fokus pada kuantitas waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan atau kehidupan pribadi tetapi kualitas untuk hadir di saat-saat itu.

Beradaptasi dengan Lanskap yang Berubah

Profesi akuntansi menghadapi tantangan dengan perbedaan generasi dan sistem kepercayaan yang berdampak pada industri. Untuk menyelaraskan dengan reformasi ini, akuntan perlu menumbuhkan pikiran terbuka dan pola pikir kewirausahaan untuk merangkul transformasi yang sedang berlangsung. Ini termasuk mengadopsi pendekatan gesit untuk bekerja, mengingat lanskap otomatisasi dan teknologi yang selalu berubah.

Kebutuhan akan keharmonisan kehidupan kerja yang lebih baik bagi akuntan tidak dapat disangkal. Merangkul transformasi tempat kerja, memelihara keharmonisan kehidupan kerja, dan menumbuhkan pola pikir yang gesit akan mengubah profesi akuntansi menjadi lebih baik. Dengan memprioritaskan kesejahteraan mereka dan menemukan momen kebahagiaan di tengah tuntutan sehari-hari, akuntan dapat mencapai keseimbangan yang harmonis antara kehidupan profesional dan pribadi mereka, yang mengarah pada peningkatan kepuasan kerja dan kesuksesan jangka panjang. Sudah waktunya bagi akuntan untuk mencapai harmoni kehidupan kerja dan menciptakan simfoni kesejahteraan dan produktivitas.